Monthly Archives: March 2009

tanpa identitas

Kalo a berjalan sedikit lebih lama disekitaran wilayah UGM, dekat daerah yang padat kos2nya, a makin miris. Hati smakin teriris. Mata makin kuyu. Langkah makin ringan buat ninggalinnya.
Makin banyak cewek yang a jumpai, bukanya bikin seger mata. Malah bikin eneg! Gimana mau seger?!mereka seragam! Liat sana kayak gitu. Liat situ kayak gitu juga, siat sini, sama lagi! Ah…..membosankan!!smw kayak gambar2 yang ada di majalah dan papan2 reklame.
Ada lagi cewek yang bikin gelisah. Tampilan pakeannya tubuh banget. Apapun bisa kamu pandang persiskayak yang dimajalah. Katanya majalah cowok, nyatanya majalah nafsu. Bisa kamu liat dari mereka, Cuma beda warna doang. Meskipun diantara sekian banyak cewek tersebut terselip satu2 yang penampakannya nenangin perasaan. Yang lain mah bikin gelisah aja. Dasar tidak bertnggung jawab. Udah bikin gelisah, cuek, dan makain atraktif aja cara bangkitin gelisahnya. Bikin gelisah tapi kalo diperhatikan terus malah kita dibilang mesum. Yang mancing siapa se?! mereka sendiri kan?! Dasar!!
Lihat wajah2 mereka. Barisan topeng yang dipajang nutupin kebusukan aslinya. Topeng tanpa harga diri dan keberanian untuk tampil sebagai dirinya sendiri.
Wajah yang babak belur oleh percobaan2 make up. Wajah2 hasil penggunaan berbagai macam bahan kimia berlabelkan merk2. Asal mau putih aja. Aslinya hitam manis, tetep aja mesti putih. Rada enggak berotak juga se. udah paketan-nya dari sono, masih aja sok2an mau diubah. Aku berani jamin, kalo ditanya kenapa mo putih, pasti jawabannya ga mutu. ngincer cowok lah. Kata iklan gini lah. Gitu lah. Sama aja menghina diri sendiri. Aku jelek. jadi mesti rombak ulang. Yang perlu dirombak ulang itu bukan kulit non, tapi otak,perilaku.
Wajah2 tanpa semangat hidup membara. Asal ngejalanin idup aja. Disuruh sekolah ya sekolah. Orang pada kuliah ikutan kuliah. Padahal lulus kuliah mau jadi apa aja masih ga jelas. Sekedar ngejar gelar. Dapet nilai ga dapet ilmu. Biasa…
Wajah2 yang mencerminin ga pernah mikir selain tentang dirinya dan kesenangannya. Tentu saja semua kesenangan yang disangkutpautkan dengan materi. Semua serba berhubungan dengan apa yang bisa dibeli uang deh. Ya begitulah idup di system sekarang yang jualan utamanya adalah hasrat untuk membeli, entah penting ato enggak barang yang dibeli itu. Yang penting Cuma satu. Uangmu berikan kepada mereka para pemilik modal tanpa nurani itu. Semakin mahal suatu kegiatan, berasa akan ngasih pengalaman seru. makin mahal suatu barang, dianggap makin bagus. Kadang digunain juga enggak.
Wajah tanpa makna. Sekedar penampakan yang ngebaedain antara muka sama yang laennya. Enggak tersirat apa2. Mandangnya paling sekedar gula2 mata aja. Abis tu palingkan pandangan cari yang laen. Ibaratnya tontonan ega mutu abis deh.
Wajah tanpa tujuan yang ingin dicapai. Udahlah ga tau tujuan, nyadar ada dijalan kehidupan mesti bersyukur tu. Memegang teguh prinsip idup itu kayak air ngalir. Perasaan di WC air juga ngalir.haha…kesanya se religius, berserah diri. Tapi agama aja di KTP doang. Sangat pantas untuk diraguin landasannnya religius punya. Kao kasarnya se enggak nyadar sebenernya dia tu idup sekedar tau tubuh yang digerakkannya smakin lama makin tua.
Wajah yang sibuk nyari tau berita2 enggak penting dan ga bermanfaat dari selebriti. Sibuk aja ngurusin orang laen. Diri sendiri enggak keurus. Padahal bilang aja enggak punya kegiatan slaen nonton acara murahan yang enggak perlu mikir panjang gitu. Sekedar nelan sampah. Apa susahnya se. ya enggak?! Jadi enggak usah heran kalo omongan yang keuar dari mulutnya juga enggak mutu abis.
Cewek2 tanpa kepribadian. Mungkin Cuma satu kepribadian aja yang mereka punya. Kepribadian peniru tanpa inovasi. Kepribadian hasil niru kepribadian orang laen. Niru tanpa tau realitas kehiduapn sebenernya dari yang ditiru. Pantas ato enggaknya mereka untuk ditiru. Selebriti jadi nabi kepribadiannya. Manusia itu memang awalnya mestilah meniru pada orang laen. Tapi normalnya itu waktu masih kecil dan contoh utama kita waktu itu tentunya orang tua. Bersyukurlah kamu kalo dapet teladan yang baek. Tapi buat kamu yang kurang beruntung dapet pengasuh yang enggak bisa ditiru banyak dalam berbagai hal. Bukan trus kamu asal maen tiru aja buat ngisi kepribadian. Binatang aja enggak asal maen tiru, mereka niru sama yang ahlinya. Orang tua mereka sendiri. Manusia bisa memilih. Bukan trus berapologi dengan keadaan sekitarnya. Kalo orang tua enggak bisa ditiru masih terlalu banyak orang2 dengan kepribadian menawan yang bisa jadi teladan. Pastinya bukan artis yang meranin karakter baek disinetron2 sampah itu. Kalian mati aja lah, kalo niru dia. Ato terlalu bego untuk sadar artis itu kehidupannya banyak enggak benernya. Menafikan bahwa yang diperdulikan oleh mereka dari penggemarnya adalah uang. Semua tentang uang di duiania mereka. Bangun oooooooiiiiii…kagum boleh2 aja. Tapi apa se yang kamu kagumi dari mereka. Paling fisik. Bullshit kalo bilang kagum dengan kerja keras dia menapak karir. Sama2 tau lah lingkungan mereka itu hanya orang2 kaya. Uang cuman beredar dari mereka ke mereka aja. Dari yang lebih kaya ke yang kaya. Yang berjuang beneran dari bawah enggak seberapa. Itupun seudahnya jadi terkenal. Kebanyakan jadi bejat kehidupannya. Biasa tuntutan pergaulan katanya.
Mereka mematikan karakter khas mereka hanya untuk mengorbankan dan meleburkan diri kedalam kepribadian ynag dicitrakan oleh majalah, iklan dan tontonan. Dijual melalui selebritinya. Begitulah dalam system kapitalisme yang hasrat adalah salah satu komoditi terbaik yang pernah dihasilkan. Membuat semua orang enggak punya harga diri selaen dengan cara membeli harga diri yang dilekatin pada barang2 produksi mereka.
SPG nya artis. Mereka yang telah terdidik dengan baek untuk ngejual berbagai macam barang yang enggak diperluin.
Cewek2 yang enggak punya prinsip. Ngejalanin idup hanya sekedarnya tanpa pernah nanyain dan ngevaluasi apa yang telah dijalanin. Hidup tanpa makna dan arti kayak gitu bukanlah suatu hidup yang pantas untuk diterusin rasanya. Mungkin label sampah masyarakat udah saatnya dialihkan pada kalian. Karena narapidana itu mestinya udah pada ngrenung tentang idup mereka ketika dalam lembaga.
Cewek2 tanpa style. Bosan tau, ngeliat betis kalian yang mulus tapi jadi murahan. Biasa aja jadinya. Ngeiat paha kalian yang ada putihan gitu. Udah banyak samplenya. Apa se menariknya ketiak kalian yang kalian umbar2 itu?! Npa enggak sekalian aja se kalian buka dada kalian yang udah seringa disentuh pacar kalian itu. Udah jatuh pasarannya tau.
Cewek yang sibuk dandan heboh cuman buat kuliah. Dandan heboh tapi kebanyakan enggak berotak. Heran, aku bilang enggak berotak tapi mereka kuliah. Otak se emang ada tapi akalnya yang dikit diraguin. Otak secara materi emang ada tapi fungsinya kayaknya enggak jalan kayak seharusnya.
Mesin aja kalo didiemin tanpa pernah dipake sesuai tujuan pembuatannya bisa karatan. Untung aja Sang Pencipta udah ngrancang dengan sempurna otak kita. Kalo enggak mah udah lama kalian jadi tampak teronggok di pinggiran kota. Sekedar badan tak berjiwa yang digunain biat muasin nafsu binatang kami aja.
Mereka sering terbalik kalo make pakean. Untuk beli blanjaan ke warung terdekat pekeannya pakeaan yang minim banget, seadanya. Kebuka sana sini. Keliatan banget sifat malesnya. Tapi kalo mo tidur pakean malah lengkap. Piyama yang nutup seluruh badan. Selimut tebal yang nglindungin tubuhnya. Dingin alasannya. Entar masuk angin. Bego kalo mreka jalan2 shoping kemana2 malah ngebuka2.
Ne se calon istri yang nyebelin. Giliran buat orang laen, dia dandan heboh dan mamerin tubuhnya kesana kemari. Eh gilirannya mo dinikmatin ditempat yang seharunya malah ditutupin.
Mereka cewek hasil kloningan iklan kok. Mending nikmatin iklan aja sekalian. Lebih sempurna dengan berbagai efek computer.

Badai otak 0103
OneState-two-state

Categories: cerita | Leave a comment

akankah qt hanya bisa berdiam diri

Satu kata cinta BIlal..”Ahad!”
Dua kata cinta Sang Nabi..”Selimuti aku..!”
Tiga kata cinta Ummu Sulaim..”Islammu, itulah maharku!”
Empat kata cinta Abu Bakar..”Ya Rasulullah, saya percaya..!”
Lima kata cinta ‘Umar..”Ya Rasulullah, ijinkan kupenggal lehernya!”
Selamat datang dijalan cinta para pejuang!

berbagai cara mencinta.. Beberapa hadir dalam kehidupan para pendahulu kita. Rasa cinta yang kemudian mengantarkan para pemiliknya pada kemuliaan..
Lihatlah Abu Bakar ash Sidiqq. Benar, membenarkan, dan dibenarkan. Mengapa?! Karena teguh dan yakin pada apa yang berasal dari sisi Allah dan RasulNya. Maka keyakinan itu menjadi sesuatu yang besar. “Andaikan iman seluruh manusia ditimbang pada satu dacing dan iman Abu Bakar pada dacing yang lain, niscaya iman Abu Bakar lebih berat.”

Lihatlah Utsman Dzun Nurain, si pemalu berakhlak mulia. Malu tak hanya pada manusia, tapi lebih dari itu. Pada Allah. Ia malu jika nikmatNya tak ia nafkahkan dijalanNya. Maka ribuan unta menyertai perang tabuk. Ia malu. Jika ia kenyang semantara penduduk madinah ditimpa peceklik. Maka 1000 unta penuh muatan ia bagikan gratis. Ia malu. Jika ia manum air sejuk semantara penduduk madinah meminum air bacin, maka dibelilah sumur Raumah, lalu ia wakafkan.

Lihatlah Ali yang ceria. Ceria mengajarinya untuk tidur menggantikan Rasulullah di saat terror pembunuhan mengepung kediaman beliau yang kecil. Ceria mengajarinya berlari-lari menyusur padang pasir sejauh 400 km untuk berhijrah seorang diri dalam kejaran musuh. Ceria mengajarinya berolok-olok pada Amir ibn Abdu Wudd, jagoan Quraisy yang menantang perang tanding dalam peristiwa Khandaq. Dan saat tubuh besarnya dua kali lipat dirinya itu jatuh terbelah, kaum muslimin pun bertakbir gembira. Dan ia tetap ceria.

Ada yang mulia dengan perbuatannya…
Usaid ibn Hudhar yang tilawahnya didengar malaikat. Ibnu Mas’ud yang qiraatnya seperti saat Al Qur’an diturunkan. Abdurahman bin Auf yang diberkati dalam shadaqah dan simpanannya. Keluarga Abu Thalhah yang membuat Allah takjub. Dan Ukasah yang ingin bersentuh kulit dunia dan akhirat dengan Rasulullah.

Begitulah pendahulu generasi pendahulu kita mengejawantahkan cintanya. Nama yang mulia karna kecintaannya pada Rasulullah dan apa yang dibawanya.
Kini giliran cinta kita bicara…

Categories: cerita | Leave a comment

Blog at WordPress.com.