Monthly Archives: February 2009

priority?!

a momment at closing sm 2011

Beberapa teman sms, isinya :

Diharap kehadirannya pd rapat muskerwil sesco pada hari Senin tgl 23 feb jam 08.00 di PKM. ttd. Ket pan.

Adalah bukan kegiatan pertama di masa liburan ini. Sudah ada g lebih 3 pertemuan untuk rapat kegiatan yang berbeda. Dan ini bukan hal yang mudah bagi a yang berdomisili di wonosobo. Berjarak mungkin lebih 120 km dari tempat yang dijanjikan. Semarang. Beruntung masa liburan a agak lama. Hampir satu setengah bulan. Lebih lama dari anak2 kuliahan di kota laen yang masa kuliahnya dimulai di pertegahan bulan ini, februari. 3 minggu awal, sudah kuhabiskan dengan kegiatan di kampus. Ya, meski hanya sekedar rapat2 dan sosialisasi panitia di efen yang berbeda tentu. Cukup menambah pengalaman, dan menguras pikiran juga. Dan yang terakhir a putuskan untuk tidak menghadiri rapat. Alasannya sederhana. A musti ketemu keluarga. Hanya itu.toh hanya rapat. Bagi seorang yang diawal penyeleksian BEM sudah berjanji untuk sanggup mengurangi jatah liburnya dengan kegiatan dikampus, adalah hal yang menjijikkan. Terlalu egois. Ga tanggung jawab. Mungkin begitu di pikiran temen2 semua.

Ya, a pilih untk gabung di bem. Awalnya Cuma pengen dapet pengalaman n bisa nerapin apa yang penah a dapet dari sma. Tapi kemudian, ada suara kalo a terlalu selfish. A pikir ada benernya juga. Untuk tataran smp-sma, alasanku ini cukup relevan. Tapi kalo udah di kuliahan..apa masih?! A pikir ga lagi, ditataran ini kita musti udah mikirin diri sendiri lagi. Emang bener ini adalah ajang kita untuk nunjukin siapa diri kita. Dengan berpartisi aktif dalam kegiatan kampus. Tapi yang harusnya menjadi motivasi nap kita gabung ke suatu badan di tataran ini, harusnya a dah mikir beda, mustinya, dengan dada membusung dan nada tegas a berkata..” a gabung disini-suatu badan tentunya- untuk ngebangun negeri ini!!” emang terdengar terlalu PD, tapi memang harus gitu. Kita harus punya effect bt organisasi yang kita geluti, minimal untuk tataran kampus. Karna memang rumah dibuat dimulai dari nyusun balok bata. Maksud a, kita mulai dulu dari organisasi kampus, kalo ini dah berjalan baik. Maka bukan suatu kemustahilan kita bisa ngebangun negeri ini.

Uh…kayaknya a dah mulai nglantur kemana2 neh. Af1, kita balik lagi ke permasalahan. Dari beberapa suara mengatakan: “kamu ga komit! Katanya dah aktifis dari smp!nyatanya apa!” Sedang dari mulut yang lain terlontar: “fa, kenapa harus gitu?!kan ini termauk jihad?! Melakukan hal demi kebaikan orang lain, demi kebaikan kampus, asal diniatin ibadah, kan jihad?! Kemana tarbiyah kamu?!” mungkin singkatnya temen2 kos akan bilang dengan kompaknya, “kamu gi futur ya?!”

Yah..itulah hidup. Selalu ada pilihan. Dan ini yang membuat hidup begitu menarik. Dan ditiap pilihan selalu ada konsekuensi. Ga bisa ga. Kita selalu punya pilihan, mulai dr hal tergampang sampai hal tersulitpun ada pilihannya. Tapi bukan itu intinya, mungkin di tulisan lain. A putuskan untuk tidak hadir dalam rapat. 2 kali rapat. Untuk kegiatan sama. Muskerwil badan tertentu mahasiswa wilayah 3. Meliputi kota2 diwilayah itu. A pikir, memang bener. Kegiatan ini akan punya dampak bagi mahasiswa, bukan hanya untuk anak2 semarang saja. Tapi lebih luas.kan musyawarah milayah?? Ada momen untuk mengaplikaskan skill2 yang telah didapat di pelatihan2 yang pernah a singgahi. Terlebih, ini akan jadi ladang ibadah bt a sperti salah satu teman bilang. Akan ada banyak manfaat a dapat. Tapi pilihan yang a ambil bukan itu. Pulang ke rumah, menikmati hangatnya keluarga akan lebih barokah, insyaAllah. Kenapa?!karna bukan saja a yang bisa sedikit melepas kepenatan, tapi menyenangkan keluarga, khususnya ibu, apa tidak termasuk ibadah?! Memberikan kesempatan keluarga untuk berkasih pada anaknya yang telah hampir 2 bulan tidak bersua apakah tidak lebih bijak dari bersibuk2 dengan kegiatan di kampus?! terlebih, a percaya, anak2 di kegiatan yg a tinggal tu sudah sangat berkompeten dibidangnya. Mereka adalah anak2 pilihan dari seabrek anak se fakultas mipa. Acara ga akan mandeg cuma karna kealpaan satu anak ini. Toh dengan tidak ikut rapat, a tidak mengingkari janji. A tetep kan berusaha ngebantu di jalannya kegiatan. Meski a yakin, a kan butuh sedikit adaptasi. Tanya2 masalah gimana konsepan acaranya, tentang gimana mekanisme acaranya. Cuma perlu sedikit adaptasi, tapi a yakin ga akan benyak mengganggu acara. Ini yang a dapet di satu kesempatan kajian bersama Uzd. Anif, smoga ini benar. Dan kalopun menurut temen2 a masih terlalu naïf, tentu masukan temen2 akan sangat membantu diri ne dalam pembentukan pribadi yang nyaman untuk diajak duduk bareng untuk diskusi, pribadi yang menyenangkan jika bersua, dan pribadi yang bikin kangen jika lama tak beruluk salam. Amin..

Oia, bukan berarti a ngajak temen2 ubtuk lebih mentingin pulkam dari pada kegiatan kampus. Seperti di awal a bilang, setiap pilihan ada konsekwensi. Dan kita diharuskan bersikap bijak, pelajari beberapa sudut pandang untuk ngambil pilihan yang terbaik. Dan inget, kasus diatas pun belum sepenuhnya pilihan paling tepat. Kita mesti kembalikan pada kondisi yang ada.

Categories: cerita | Leave a comment

Blog at WordPress.com.